Pedagang Matraman Kembali Ramai Berjualan Usai Ricuh di Polres Jaktim
- calendar_month Sen, 1 Sep 2025

Pedagang kaos kaki dan pakaian bernama Arman (59) kembali membuka kiosnya di Matraman, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).
SEPUTARAN.COM, Jakarta – Aktivitas perdagangan di kawasan Matraman, Jakarta Timur, kembali berjalan normal usai kericuhan yang terjadi di sekitar Markas Polres (Mapolres) Metro Jakarta Timur, Sabtu (30/8) dini hari. Sejumlah pedagang yang sempat menutup kios mereka kini sudah berjualan seperti biasa. Lapak makanan, pakaian, warung kelontong, hingga pedagang kaki lima tampak kembali ramai melayani pembeli.
Arman (59), pedagang pakaian dan kaos kaki, mengaku lega bisa membuka kiosnya kembali. Ia hanya menutup dagangannya sehari akibat situasi mencekam saat ricuh. “Toko ini buka setiap hari dari pagi sampai jam 17.00 WIB. Pas ricuh saya tutup sehari, lalu langsung buka lagi,” ungkapnya.
Meski memilih tetap tenang, Arman tidak menampik adanya rasa khawatir ketika massa mulai mengarah ke Polres Metro Jaktim. Ia menyadari bahwa kericuhan bisa berdampak pada pedagang sekitar, apalagi informasi mengenai peristiwa itu tersebar luas di media sosial.
“Khawatir, ya, ada, tapi kita tahu sasarannya di polres. Saya juga lihat dari media sosial, memang ramai,” katanya. Menurutnya, warga sebaiknya lebih hati-hati menerima informasi agar tidak mudah terprovokasi.
Arman menambahkan, kerusuhan 1998 jauh lebih parah dibandingkan kondisi saat ini. Pengalaman itu membuatnya lebih siap menghadapi situasi ricuh. “Kalau dibandingkan 1998, jauh lebih parah. Sekarang harus lebih hati-hati,” tegasnya.
Hal serupa juga disampaikan Raka (42), pedagang kopi di Matraman. Ia mengaku memilih libur berjualan demi keselamatan. Menurutnya, tetap berjualan di tengah kericuhan hanya akan membahayakan diri dan barang dagangannya.
“Kalau dipaksain bahaya, bisa jadi sasaran. Nanti dagangan rusak kena lemparan batu,” ucap Raka. Ia berharap masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dengan damai, tanpa merusak fasilitas umum maupun merugikan orang lain.
“Kalau semua rusak, ricuh di mana-mana, kita sebagai warga biasa yang rugi. Semoga tidak ada lagi ricuh-ricuh,” tambahnya.
Kericuhan besar terjadi pada Sabtu (30/8) dini hari ketika ratusan massa menyerang Mapolres Metro Jakarta Timur. Massa melempari gedung dengan batu, benda keras, hingga molotov. Puluhan kendaraan yang terparkir di depan Polres ikut terbakar.
Tidak hanya Mapolres Metro Jaktim, lima polsek lainnya juga menjadi sasaran massa, yakni Polsek Matraman, Makasar, Ciracas, Jatinegara, dan Cipayung. Situasi mencekam itu membuat pedagang dan warga sekitar terpaksa menghentikan aktivitas mereka sementara waktu.
Kini, kondisi perlahan kembali kondusif. Pedagang pun berharap situasi damai dapat terus terjaga agar aktivitas ekonomi masyarakat tidak lagi terganggu.
- Penulis: Tim Seputaran