Global Sumud Flotilla Akhirnya Berlayar ke Gaza, Bawa Misi Kemanusiaan Usai Tertunda Cuaca Buruk
- calendar_month Rab, 3 Sep 2025

Kapal-kapal yang ikut terlibat dalam Global Sumud Flotilla untuk Gaza, Palestina. /ANTARA/Anadolu/nbl.
SEPUTARAN.COM, Madrid – Rombongan Global Sumud Flotilla akhirnya bertolak dari Barcelona, Spanyol, pada Senin malam waktu setempat (1/9). Keberangkatan ini sempat tertunda sehari akibat cuaca buruk. Kapal pertama kini berlayar membawa bantuan kemanusiaan, para aktivis, serta dukungan moral dari masyarakat dunia.
“Sekarang, cuacanya sudah membaik, rombongan kapal pertama telah berlayar, membawa tak hanya para awaknya tapi juga semangat mereka yang berdiri di dek kapal dan semua yang bangkit di seluruh dunia,” tulis Global Sumud Flotilla melalui akun Instagram resminya.
Organisasi tersebut menegaskan akan ada lebih banyak kapal yang bergabung dari seluruh kawasan Mediterania dalam beberapa hari ke depan. “Pesan dari Barcelona jelas: Dunia sudah muak, dan Palestina tak sendirian,” tambah mereka.
Sebanyak 200 aktivis, politisi, dan seniman dari 44 negara terlibat dalam pelayaran ini. Keberangkatan mereka pada Minggu (31/8) diawali dengan demonstrasi besar di Barcelona untuk mendukung misi flotilla.
Di antara tokoh yang ikut serta, hadir aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, aktor Irlandia Liam Cunningham, aktor Spanyol Eduardo Fernandez, serta mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau. Fernandez menegaskan, “Setiap kapal yang berlayar ke Gaza adalah seruan bagi martabat manusia. Misi ini bukanlah ancaman — ini adalah aksi kemanusiaan melawan barbarisme.”
Global Sumud Flotilla menyebutkan bahwa kapal lain dari Italia dan Tunisia segera bergabung. Jika sesuai rencana, jumlah peserta mencapai lebih dari 500 orang dengan total 60 kapal. Seluruh rombongan menargetkan tiba di Gaza pada pertengahan September.
Greta Thunberg menegaskan, “Setiap hari, semakin banyak orang tersadar akan besarnya pembantaian dan genosida Israel.” Ia juga menyoroti bahwa yang seharusnya menjadi berita besar bukanlah keberangkatan flotilla, melainkan sikap diam dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Thunberg sendiri pernah bergabung dalam misi flotilla sebelumnya. Namun, pelayaran itu dihadang tentara Israel dan membuat dirinya serta 11 awak lainnya dideportasi.
Blokade Israel terhadap Jalur Gaza sejak Maret 2024 telah memperburuk kondisi 2,4 juta penduduk. Situasi itu memicu kelaparan, penyebaran penyakit, hingga runtuhnya layanan publik. Menurut catatan, lebih dari 63.500 warga Palestina telah dibunuh sejak Oktober 2023.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang. Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional.
Keberangkatan flotilla ini menegaskan bahwa solidaritas dunia terhadap Palestina terus menguat. Dukungan dari berbagai negara menunjukkan bahwa upaya kemanusiaan tidak bisa dibungkam, meski berhadapan dengan blokade dan ancaman militer.
Global Sumud Flotilla berharap pelayaran ini bisa menjadi simbol bahwa perjuangan melawan penindasan masih menyala. Mereka menekankan bahwa dunia tidak boleh lagi membisu. “Bisu berarti terlibat. Bisu pun membunuh seperti bom,” tegas Eduardo Fernandez.
- Penulis: Tim Seputaran