Zulfan Nababan Tegaskan Polri Perlu Dukungan Rakyat untuk Tetap Megah dan Kuat
- calendar_month Rab, 17 Sep 2025

Pengasuh Pondok Pesantren sekaligus aktivis dakwah, Zulfan Nababan. (SEPUTARAN/IST)
SEPUTARAN.COM, Medan – Pengasuh Pondok Pesantren sekaligus aktivis dakwah, Zulfan Nababan, menekankan pentingnya perencanaan dalam membangun sesuatu yang megah. Ia memberi contoh bangunan rumah yang kokoh dan indah, yang tercipta karena kolaborasi antara pemilik rumah dengan ahli rancang bangunan. Menurutnya, hasil kolaborasi ini akan selalu memikat mata setiap orang yang melewati bangunan tersebut.
“Apa pun pendapat yang muncul, pemilik bangunan harus menjadikannya sebagai sugesti untuk merawat agar tetap indah dan megah, sekaligus melengkapi bila ada kekurangan,” tegas Zulfan Nababan. Kalimat ini menegaskan pentingnya menerima masukan sebagai alat untuk perbaikan dan bukan sebagai ancaman.
Zulfan menekankan bahwa institusi Kepolisian Republik Indonesia ibarat bangunan megah yang lahir dan tumbuh bersama rakyat sejak masa kemerdekaan. Ia menyoroti sejarah panjang Polri yang berhasil berkat kolaborasi pimpinan Polri dengan para tokoh bangsa. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa Polri tidak anti kritik. Sebaliknya, masukan dari berbagai pihak justru menjadi pedoman dan blueprint bagi kepolisian untuk melangkah lebih baik ke depan.
Dalam pandangan Zulfan, Polri tidak hanya menjadi pengawal keamanan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat. Kehadirannya memberikan rasa aman, nyaman, dan memotivasi warga untuk menyebarkan kebaikan serta menjaga ketertiban. Polri menjalankan amanat undang-undang dengan melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat.
Zulfan mengingatkan bahwa setiap ujian dan cobaan yang dihadapi Polri seharusnya dijadikan momentum untuk mempererat hubungan dengan rakyat.
“Kita semua adalah makhluk, tidak ada kesempurnaan pada diri makhluk. Kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta,” katanya. Kalimat ini menunjukkan pentingnya sikap rendah hati dan kesadaran kolektif dalam mendukung lembaga negara.
Ia menambahkan, kekurangan yang ada pada Polri sejatinya adalah refleksi kekurangan kita sebagai rakyat Indonesia. Karena Polri lahir dan hidup bersama masyarakat, setiap elemen bangsa memiliki tanggung jawab untuk menguatkan institusi ini.
Zulfan menekankan, “Usulan dan pendapat dari luar lembaga Polri adalah masukan untuk melengkapi tugas Polri. Namun masukan itu jangan justru melemahkan Polri. Menyalahkan Polri berarti sama dengan menyalahkan kita semua sebagai rakyat.”
Zulfan juga menekankan, bila ada kekurangan pada sebagian personel Polri, hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk menilai seluruh institusi secara negatif. Ia mengingatkan, setiap komunitas memiliki anggota baik dan buruk.
“Lihatlah kebaikan serta pengorbanan yang telah diberikan. Bersama-sama kita perbaiki kekurangan dengan etika dan niat yang baik, agar Polri semakin kuat,” ujarnya.
Menurut Zulfan, Polri adalah bagian penting dari negara. Jika Polri melemah, negara pun ikut melemah. Ia mengibaratkan hal ini seperti tubuh manusia; ketika satu bagian sakit, bagian lain ikut merasakan sakit. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam mendukung Polri menjadi sangat krusial.
Menutup pernyataannya, Zulfan mengajak seluruh komponen bangsa untuk bermuhasabah dan introspeksi, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Menurutnya, langkah ini akan menjadi benteng yang mencegah perpecahan dan menyemangati seluruh elemen bangsa untuk saling menguatkan.
“Semua ini penting untuk menyukseskan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia,” pungkas Zulfan Nababan. (***)
- Penulis: Tim Seputaran