PBB Tuding Israel Gunakan Kelaparan sebagai Alat Tekanan di Gaza
- calendar_month Sab, 23 Agu 2025

Seorang anak yang terlantar menunggu untuk mendapatkan makanan gratis di barat Kota Gaza, Palestina (10/8/2025). Lebih dari 340 anak telah ditangani untuk mendapatkan perawatan malanutrisi di salah satu dari lima pusat perawatan di Gaza pada 2025. Hingga 5 Agustus, dilaporkan total 49 kematian anak akibat malanutrisi, termasuk 39 anak di bawah usia lima tahun (balita). (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.)
SEPUTARAN.COM, Jenewa – Pejabat tinggi kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis kelaparan di Kegubernuran Gaza sebagai bencana yang bisa dicegah. Situasi itu, menurut PBB, terjadi karena penghalangan bantuan kemanusiaan oleh Israel yang membuat stok makanan menumpuk di perbatasan.
“Ini adalah bencana kelaparan yang sebenarnya bisa kita cegah seandainya kita diizinkan,” tegas Tom Fletcher, Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat (22/8).
Fletcher menjelaskan, makanan dan kebutuhan pokok tersedia dalam jumlah besar, namun tertahan akibat hambatan sistematis. Padahal, hanya berjarak beberapa ratus meter dari tanah subur, warga Gaza terjebak dalam kelaparan.
Ia menyebut krisis ini sebagai “kelaparan abad ke-21 yang diawasi oleh drone dan teknologi militer tercanggih dalam sejarah.” Menurutnya, situasi itu bukan sekadar akibat konflik, tetapi juga strategi yang digunakan sebagai senjata perang.
“Ini adalah kelaparan yang secara terbuka dipromosikan oleh beberapa pemimpin Israel sebagai senjata perang,” katanya.
Fletcher menyoroti dampak tragis yang dirasakan warga Gaza, terutama kelompok paling rentan. Ia menyebut banyak keluarga harus mengambil keputusan yang sangat menyakitkan.
Kondisi tersebut, katanya, “memaksa orang tua untuk memilih anak mana yang akan diberi makan, yang memaksa orang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencari makanan.”
Dalam pernyataannya, Fletcher menyerukan gencatan senjata segera dan pembukaan penuh semua jalur penyeberangan, baik utara maupun selatan.
“Cukup sudah. Gencatan senjata, buka semua jalur penyeberangan. Izinkan penyaluran makanan dan pasokan lainnya tanpa hambatan dalam skala besar yang dibutuhkan,” ujarnya.
Ia menegaskan, meski sudah terlambat bagi banyak warga, masih ada kesempatan menyelamatkan nyawa ribuan orang di Gaza.
Pernyataan Fletcher keluar setelah Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) mengonfirmasi status kelaparan di Kegubernuran Gaza. IPC memperingatkan, krisis pangan itu berpotensi meluas ke wilayah Deir al-Balah dan Khan Younis dalam beberapa pekan mendatang.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 62 ribu warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan Israel. Dengan ancaman kelaparan yang semakin parah, PBB menilai dunia tidak bisa lagi menutup mata terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza.
- Penulis: Tim Seputaran
- Sumber: Antaranews.com