Australia Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara di Timur Tengah
- calendar_month Sen, 25 Agu 2025

Arsip - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. /ANTARA/Anadolu/py
SEPUTARAN.COM, Ankara – Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menegaskan pada Senin (25/8) bahwa Canberra akan terus menjadi pendukung kuat di forum internasional untuk mewujudkan solusi dua negara di Timur Tengah.
“Kami akan terus menggunakan suara kami di forum internasional dan tetap menjadi advokat kuat bagi solusi jangka panjang, yaitu Negara Israel dan Negara Palestina hidup berdampingan dalam damai dan aman,” ujar Albanese kepada Australian Broadcasting Corporation.
Pernyataan ini muncul sehari setelah puluhan ribu warga Australia turun ke jalan di berbagai kota untuk mendukung Palestina. Mereka juga menyerukan diakhirinya perdagangan senjata dengan Israel dan mendesak perhatian dunia terhadap krisis kelaparan di Gaza.
Albanese menegaskan, meski Australia bukan kekuatan besar di Timur Tengah, negara ini tidak memasok senjata kepada Israel. “Kami secara konsisten menyampaikan langsung kepada pemerintah Israel maupun melalui suara kami di forum internasional agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza,” jelasnya.
Selain itu, Australia aktif mendorong gencatan senjata, pembebasan sandera, dan perlucutan senjata Hamas. Langkah ini menunjukkan komitmen Canberra dalam menjaga perdamaian dan mencegah eskalasi konflik lebih jauh.
Awal bulan ini, Albanese mengumumkan bahwa Australia akan bergabung dengan Kanada, Prancis, dan Inggris untuk secara resmi mengakui negara Palestina pada Sidang Umum PBB ke-80, September mendatang.
“Keputusan Australia akan dibuat hanya berdasarkan kepentingan nasional dan untuk melakukan hal yang benar,” tegas Albanese. Selain itu, isu pengakuan Palestina juga telah disampaikan kepada pemerintah negara-negara tetangga di Pasifik, termasuk Selandia Baru, melalui jalur diplomatik.
Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh akses masuk ke Gaza, membatasi bantuan kemanusiaan. Meskipun truk bantuan menumpuk di perbatasan, hanya sedikit yang diizinkan masuk, jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduk wilayah itu.
Serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 62.700 warga Palestina di Gaza. Banyak wilayah Jalur Gaza hancur dan penduduknya menghadapi ancaman kelaparan.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait konflik ini.
- Penulis: Tim Seputaran
- Sumber: Antaranews.com