Bulog Jaga Kualitas Beras Impor 2024, Aman dan Layak Dikonsumsi Masyarakat
- calendar_month Ming, 7 Sep 2025

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal saat kunjungan kerja ke Gudang dan Sentra Pengolahan Beras Bulog, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (6/9/2025). ANTARA/Rizka Khaerunnisa.
SEPUTARAN.COM, Jakarta – Perum Bulog menegaskan stok beras yang berasal dari impor tahun 2024 tetap terjaga kualitasnya. Pemeliharaan dilakukan secara rutin di gudang sesuai standar yang berlaku.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan, “Beras yang ada di tempat kami, termasuk gudang di Jakarta, juga ada stok tahun 2024. Itu kita olah harian. Setelah diolah, dibersihkan, dan digunakan alat-alat ini, hasilnya cukup baik.” Pernyataan ini menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir soal mutu beras yang disalurkan.
Bulog melaksanakan pemeriksaan beras secara konsisten, mulai dari harian, mingguan, bulanan, hingga triwulanan. Proses ini penting untuk menjaga kualitas beras tetap baik selama penyimpanan.
Rizal menambahkan, “Pada prinsipnya, sepanjang beras dipelihara dengan baik, Insya Allah masa pakainya panjang. Kami lakukan pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, triwulanan, bahkan semesteran.” Pemeliharaan mencakup pemeriksaan awal saat beras masuk gudang, monitoring kualitas berkala, sanitasi gudang, spraying, hingga fumigasi jika ditemukan indikasi serangan hama.
Dalam pengeluaran beras dari gudang, Bulog menerapkan prinsip Fifo (first in, first out) dan Fefo (first expired, first out). Prinsip ini memastikan beras lama keluar lebih dulu, sambil tetap memperhatikan kondisi nyata kualitas beras.
Rizal menjelaskan, “Biasanya ada beras yang baru masuk gudang, namun warnanya cepat kuning. Mungkin saat panen tidak kering betul dan dipaksa masuk penggilingan. Setelah digiling, begitu sampai gudang, warnanya cepat berubah.”
Pendekatan ini membuat Bulog menggunakan asas skala prioritas untuk menentukan stok yang harus dikeluarkan lebih dulu. Jika mutu beras menurun, tindakan segera dilakukan, seperti fumigasi ulang, pemisahan, hingga pengolahan kembali menggunakan mesin pemilah modern.
Beras yang tidak lagi layak konsumsi tidak dibuang begitu saja. Bulog menjalankan SOP ketat agar setiap butir beras tetap bernilai guna. Rizal menyebut, “Beras-beras yang sudah dipisahkan, kita lokalisir. Nanti kita gunakan sebagai beras untuk kebutuhan pakan ternak. Jadi tidak dibuang.”
Langkah ini menunjukkan komitmen Bulog dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus memaksimalkan nilai ekonomi dari stok beras.
Bulog di Jakarta memiliki kapasitas gudang mencapai 355.200 ton, tersebar di 74 gudang dengan kapasitas rata-rata 3.000 ton per gudang. Stok ini merupakan bagian dari total Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 3,9 juta ton. Sekitar 75 persen berasal dari pengadaan dalam negeri, sementara sisanya dari pengadaan luar negeri sesuai penugasan pemerintah pada 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan, “Khusus untuk beras luar negeri, sisanya sekarang 1 juta ton. Usia simpannya 7-12 bulan ada 896 ribu ton. Tapi impor sudah selesai tahun lalu dan tidak ada impor tahun ini.”
Bulog memastikan stok beras, baik medium maupun premium, disiapkan dengan kualitas maksimal. Pemeliharaan rutin, pemeriksaan berkala, dan prinsip pengeluaran yang tepat membuat masyarakat dapat mengandalkan ketersediaan beras. Komitmen ini membuktikan, “Setiap beras yang kami simpan, layak konsumsi dan tetap bernilai guna bagi masyarakat.”
- Penulis: Tim Seputaran