Drone Israel Nyaris Hantam Pasukan UNIFIL, Sekjen PBB Angkat Suara
- calendar_month Jum, 5 Sep 2025

Arsip - Prajurit TNI dari Satgas Batalyon Mekanis (Yonmek) TNI Kontingen Garuda Indobatt XXIII-R/UNIFIL membersihkan puing-puing dari badan jalan untuk membuka jalur distribusi logistik di Lebanon Selatan, Senin (4/11/2024). ANTARA/HO-Penerangan Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-R/UNIFIL.
SEPUTARAN.COM, Hamilton, Kanada – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dengan tegas mengecam serangan drone Israel yang nyaris mengenai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Insiden itu terjadi pada 2 September 2025 dan diumumkan melalui konferensi pers resmi pada Rabu (3/9).
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa serangan tersebut menjadi perhatian serius. Drone Israel menjatuhkan granat hanya 20 meter dari personel dan kendaraan UNIFIL, sementara tiga granat lainnya meledak dalam radius sekitar 100 meter. “Syukurlah, tidak ada personel pasukan PBB yang terluka,” ujar Dujarric.
Dujarric menegaskan bahwa tindakan itu tergolong salah satu serangan paling serius terhadap pasukan UNIFIL dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, Guterres menekankan bahwa “tindakan apa pun yang membahayakan nyawa pasukan penjaga perdamaian sama sekali tidak dapat diterima.” Ia juga meminta semua pihak menghormati tanggung jawab mereka menjaga keselamatan pasukan serta fasilitas PBB.
Drone yang digunakan dalam serangan itu kemudian terpantau kembali ke arah selatan Garis Biru, wilayah yang berada di sisi Israel.
Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB memperbarui mandat UNIFIL untuk terakhir kalinya pada 28 Agustus 2025. UNIFIL sendiri telah beroperasi di Lebanon selatan sejak 1978 dan diperkuat pascaperang Israel–Hezbollah pada 2006 sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Sejak Oktober 2023, konflik lintas batas antara Hezbollah dan Israel semakin memanas setelah serangan Hamas di Israel. Ketegangan meningkat menjadi perang skala penuh pada September 2024 yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17 ribu lainnya.
Meski gencatan senjata disepakati pada November 2024, Israel tetap melancarkan serangan hampir setiap hari ke Lebanon selatan dengan alasan menargetkan aktivitas Hezbollah. Padahal, Israel seharusnya sudah menarik pasukannya dari wilayah tersebut awal 2025. Faktanya, Israel masih mempertahankan lima pos militer di sepanjang perbatasan.
Indonesia juga aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Pada April 2025, Indonesia mengirimkan 1.090 prajurit untuk bergabung dalam misi UNIFIL di Lebanon. Kontingen tersebut akan bertugas hingga 2026, melanjutkan tradisi kontribusi Indonesia sejak pertama kali bergabung dengan UNIFIL pada 2006.
- Penulis: Tim Seputaran