ESDM Laporkan 1,4 Juta KL Konsumen Beralih dari BBM Subsidi ke Non-Subsidi
- calendar_month Kam, 4 Sep 2025

Ilustrasi - SPBU PT Pertamina Patra Niaga. ANTARA/HO-PT Pertamina Patra Niaga.
SEPUTARAN.COM, Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mencatat adanya pergeseran signifikan konsumen BBM bersubsidi menuju BBM non-subsidi. Data menunjukkan jumlahnya mencapai 1,4 juta kiloliter (KL).
“Terjadi shifting, yang tadinya dari subsidi Pertalite, itu menjadi konsumen BBM non-subsidi. Menurut hitungan kami, shifting itu terjadi sekitar 1,4 juta KL,” jelas Yuliot usai menghadiri Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu.
Peralihan ini sebagian besar dipicu oleh pemberlakuan QR code untuk pembelian BBM bersubsidi. Sistem QR code diterapkan agar subsidi pemerintah tepat sasaran dan hanya dinikmati oleh yang berhak.
Yuliot menilai perubahan pola konsumsi ini turut meningkatkan minat masyarakat terhadap SPBU swasta. “Dari subsidi ke non-subsidi juga yang menyebabkan ada peningkatan permintaan untuk badan usaha swasta,” ungkapnya.
Fenomena ini terlihat di Jakarta, khususnya di jaringan SPBU Shell dan BP-AKR, yang sejak pertengahan Agustus sempat tidak menjual beberapa jenis BBM untuk waktu yang belum ditentukan. Kelangkaan tersebut mendorong pemerintah melakukan langkah koordinasi.
Yuliot menyatakan pemerintah akan segera membahas kelangkaan BBM di SPBU Shell dan BP bersama Pertamina serta seluruh pengelola SPBU swasta. “Sudah ada arahan kepada Dirjen Migas untuk segera mengumpulkan. Ini segera dirapatkan antara Pertamina sama badan usaha yang memerlukan impor,” jelasnya.
Kementerian ESDM berupaya menyesuaikan kebutuhan impor BBM antara SPBU swasta dan Pertamina, karena hal ini berkaitan dengan neraca perdagangan Indonesia. Saat ini, kementerian telah memegang data jumlah impor BBM masing-masing pengelola SPBU, sekaligus memastikan neraca komoditas tidak mengalami kelebihan.
“Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan,” tambah Yuliot.
Peralihan dari BBM bersubsidi ke non-subsidi bukan hanya berdampak pada konsumen, tetapi juga memengaruhi permintaan SPBU swasta. Langkah pemerintah mengatur impor dan distribusi BBM menjadi kunci agar pasokan tetap stabil dan subsidi tepat sasaran.
- Penulis: Tim Seputaran