Fokus Hilirisasi Pertanian Pemkab Madina, Apa yang Jadi Prioritas?
- calendar_month Sel, 23 Sep 2025

Bupati Mandailing Natal, Saipullah Nasution (dua dari kiri) foto bersama dengan sejumlah kepala daerah pada rapat koordinasi percepatan pelaksanaan program hilirisasi komoditas prioritas pertanian di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin 22/9. (ANTARA/HO-Diskominfo Madina)
SEPUTARAN.COM, Madina – Bupati Mandailing Natal (Madina), Saipullah Nasution, bersama Plt Kepala Dinas Pertanian, Taufik Zulhandra Ritonga, menghadiri rapat koordinasi percepatan program hilirisasi komoditas prioritas pertanian di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (22/9).
Rapat itu menghadirkan para pimpinan daerah tingkat I dan II serta kepala dinas perkebunan dari penerima anggaran biaya tambahan (ABT) hilirisasi tahun anggaran 2025. Pertemuan tersebut menjadi forum penting untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mendorong pengembangan sektor perkebunan nasional.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah sudah menyiapkan dana Rp 9,95 triliun untuk mendongkrak produktivitas berbagai komoditas, mulai dari kelapa, tebu, kopi, kakao, hingga lada.
Amran menjelaskan anggaran itu perlu dikelola secara tepat oleh kepala daerah penerima. Ia menekankan hasil perkebunan memiliki peranan vital, tidak hanya sebagai penyumbang devisa negara tetapi juga sebagai penyerap tenaga kerja dan penggerak ekonomi daerah.
Selain itu, perkebunan juga mendukung ketahanan pangan melalui pola tumpang sisip dengan tanaman jagung serta padi gogo. “Nilai ekspor komoditas perkebunan pada 2024 mencapai Rp279,4 triliun, atau 92,26% dari total ekspor pertanian sebesar Rp302,8 triliun,” terang Amran.
Menurutnya, angka itu menunjukkan sektor perkebunan adalah pilar utama ekspor non-migas Indonesia. Bahkan, pada 2025 hingga dua tahun ke depan, kementerian pertanian kembali memperoleh tambahan anggaran sekitar Rp 10 triliun khusus untuk hilirisasi.
Pemerintah menetapkan target jelas dalam program hilirisasi perkebunan. “Melalui program ini, kami menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,6 juta orang dan peningkatan PDRB pertanian sebesar 1,02%, serta PDRB total sebesar 0,14%,” tegas Amran.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk menyatukan langkah dan memperkuat strategi agar hilirisasi berjalan cepat, tepat, dan terukur. Dengan begitu, pembangunan nasional bisa tercapai secara inklusif dan berkelanjutan.
Bupati Madina melalui Plt Kepala Dinas Pertanian, Taufik Zulhandra Ritonga, menegaskan pemerintah daerah siap mendukung penuh program tersebut. Ia menyampaikan Pemkab Madina akan memfokuskan hilirisasi pada tiga komoditas perkebunan utama, yaitu kopi, kakao, dan kelapa.
Menurut Taufik, langkah ini bisa menjadi peluang besar untuk memperkuat ekonomi masyarakat. “Kami melihat ini peluang meningkatkan perekonomian masyarakat yang bergerak di perkebunan kopi, kelapa, dan kakao,” ungkapnya.
Dengan adanya dukungan anggaran pusat, Madina optimis hilirisasi akan memberikan dampak positif, mulai dari peningkatan nilai tambah produk hingga membuka lapangan kerja baru di sektor perkebunan.
- Penulis: Tim Seputaran