Gapkindo Catat Ekspor Karet Sumut Juli 2025 Capai Rekor 19.786 Ton
- calendar_month Sel, 2 Sep 2025
Karet Sumut ANTARA/Anggi Luthfi Panggabean
SEPUTARAN.COM, Medan – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Sumatera Utara (Gapkindo Sumut) mencatat ekspor karet alam di wilayah ini pada Juli 2025 mencapai 19.786 ton. Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menyatakan, “Volume ekspor pada Juli 2025 meningkat 2,4 persen dibanding Juli 2024 yang hanya 19.308 ton.”
Meskipun meningkat secara year-on-year (yoy), Edy menjelaskan ekspor menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada Juni 2025, volume pengapalan tercatat sebesar 21.795 ton, sehingga terjadi penurunan 9,22 persen.
“Penurunan ini menunjukkan bahwa volume ekspor masih jauh di bawah kondisi normal, di mana rata-rata pengapalan bulanan karet Sumatera Utara dapat mencapai 42 ribu ton,” ujar Edy.
Menurut Edy, keterlambatan pengapalan atau delay shipment akibat keterbatasan kontainer menjadi salah satu faktor menurunnya ekspor karet. Selain itu, permintaan dari sejumlah negara tujuan melemah, sementara pasokan dari kebun karet juga terbatas.
Anomali iklim musim kemarau disertai hujan membuat banyak petani menghentikan penyadapan pada hari-hari hujan. Selain itu, harga karet yang bertahan rendah membuat motivasi petani menurun.
Meski volume ekspor menurun, harga karet pada Juli 2025 tercatat 167,32 sen AS per kilogram, naik dari Juni 2025 yang mencapai 161,49 sen AS. Tren kenaikan harga berlanjut hingga akhir Agustus, dengan harga penutupan pada 29 Agustus 2025 di level 173,6 sen AS.
Edy menegaskan, kenaikan harga ini memberikan optimisme bagi petani dan pelaku industri. “Tren harga yang menguat diharapkan akan mendorong petani kembali aktif menyadap dan meningkatkan pasokan di bulan-bulan mendatang,” jelasnya.
Juli 2025 mencatat pengiriman karet ke 23 negara. Kawasan Eropa menyumbang sekitar 14,49 persen dari total ekspor, dengan distribusi ke 11 negara, antara lain Italy 2,96 persen, Turkey 2,93 persen, Spain 2,45 persen, Luxembourg 2,04 persen, dan Germany 1,22 persen.
Sementara lima negara tujuan utama global tetap didominasi oleh Japan 35,94 persen, USA 25,45 persen, India 7,91 persen, Brazil 6,42 persen, dan China 3,67 persen.
Selain fokus pada volume dan harga, eksportir di Sumatera Utara tengah mempercepat persiapan menghadapi EU Deforestation Regulation (EUDR) yang berlaku mulai 30 Desember 2025. Regulasi ini mengharuskan pelacakan rantai pasok hingga tingkat kebun.
Industri karet Sumatera Utara berupaya memperkuat sistem traceability dan kepatuhan keberlanjutan. Dengan tren harga yang menguat dan tanpa delay shipment, ekspor karet Sumatera Utara diproyeksikan membaik pada kuartal IV 2025, meski sulit mencapai level normal.
- Penulis: Tim Seputaran
