IHSG Menguat, Pasar Merespons Sinyal Pemangkasan Suku Bunga The Fed September 2025
- calendar_month Sel, 26 Agu 2025

Pekerja berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/8/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU.
SEPUTARAN.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (25/8/2025) bergerak positif. IHSG naik 73,72 poin atau 0,94 persen ke level 7.932,57. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga mencatat kenaikan 9,47 poin atau 1,15 persen ke posisi 831,69.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyebut sentimen global berperan besar dalam pergerakan IHSG. “Sinyal penurunan suku bunga The Fed akan menjadi faktor positif di pasar domestik. IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran 7.850–7.970,” ujarnya di Jakarta.
Sentimen penguatan IHSG muncul setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi sinyal dovish pada pidatonya di Simposium Jackson Hole, Amerika Serikat, Jumat (22/8). Powell menyampaikan risiko inflasi mulai mereda, sementara pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda pelemahan.
Pernyataan itu membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan September 2025. Sinyal tersebut juga menggerakkan pasar global, di mana harga emas dan obligasi naik, sedangkan dolar AS melemah.
Pelaku pasar masih menunggu data ekonomi AS yang akan dirilis dalam pekan ini. Beberapa indikator penting yang menjadi sorotan antara lain personal income, personal spending, Price Consumer Expenditure (PCE) Index, serta revisi data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025.
Dari kawasan Eropa, perhatian investor tertuju pada publikasi risalah pertemuan European Central Bank (ECB) Juli 2025. Laporan itu diharapkan memberi sinyal bahwa siklus penurunan suku bunga yang telah berlangsung delapan kali berturut-turut akan segera berakhir.
Dari dalam negeri, pemerintah bersama Komisi XI DPR RI sepakat mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026. Kesepakatan itu dipandang memberi kepastian bagi arah fiskal Indonesia tahun depan.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan uang beredar (M2) pada Juli 2025 sebesar 6,5 persen year on year (yoy), dengan nilai mencapai Rp9.569,7 triliun. Kinerja likuiditas tersebut memberi dorongan tambahan pada optimisme pasar.
Penguatan IHSG sejalan dengan tren positif di bursa internasional. Pada perdagangan Jumat (22/8), indeks saham Eropa ditutup menguat. Euro Stoxx 50 naik 0,48 persen, FTSE 100 Inggris menguat 0,13 persen, DAX Jerman naik 0,29 persen, dan CAC Prancis menguat 0,40 persen.
Wall Street juga bergerak positif. Indeks Dow Jones melonjak 846 poin atau 1,89 persen ke level 45.631,74. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 1,52 persen dan Nasdaq Composite menguat 1,88 persen.
Pada sesi pagi ini, bursa Asia turut menguat. Indeks Nikkei naik 303,71 poin atau 0,68 persen ke 42.929,00. Shanghai Composite menguat 21,69 poin atau 0,56 persen ke 3.847,30. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 333,86 poin atau 1,28 persen ke 25.666,55. Sedangkan Strait Times Singapura menguat tipis 3,07 poin atau 0,07 persen ke 4.255,00.
Dengan kombinasi sentimen global dan domestik, prospek IHSG diperkirakan tetap positif. Investor akan terus mencermati arah kebijakan The Fed pada September mendatang, sembari menunggu rilis data ekonomi penting baik dari AS maupun Eropa.
- Penulis: Tim Seputaran
- Sumber: Antaranews.com