Korsel Sepakat Impor 3,3 Juta Ton LNG dari AS Mulai 2028
- calendar_month Sel, 26 Agu 2025

Ilustrasi Korea Selatan. /ANTARA/Anadolu/py
SEPUTARAN.COM, Seoul – Korea Selatan akan menambah impor gas alam cair (LNG) sebesar 3,3 juta ton per tahun dari Amerika Serikat (AS) mulai 2028. Kebijakan ini berlangsung selama satu dekade dan menjadi bagian dari strategi memperkuat kerja sama energi antara kedua negara.
Pengumuman kesepakatan tersebut disampaikan Perusahaan Gas Korea (KOGAS) pada Selasa (26/8). Kontrak pembelian ditandatangani bersama sejumlah pemasok energi global, termasuk Trafigura. Penandatanganan berlangsung dalam forum bisnis Korea-AS di Washington, sehari setelah pertemuan puncak pertama Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dengan Presiden AS Donald Trump.
Menurut pejabat KOGAS, pasokan LNG berasal dari proyek yang dikelola perusahaan energi global Cheniere di Texas dan beberapa lokasi lain di AS. Kesepakatan ini menindaklanjuti komitmen Seoul pada bulan lalu untuk membeli energi asal AS senilai 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.629 triliun dalam empat tahun mendatang.
Sebagai imbalannya, Washington sepakat menurunkan tarif timbal balik untuk Korea Selatan menjadi 15 persen dari rencana awal sebesar 25 persen.
KOGAS menjelaskan, kontrak jangka panjang ini merupakan hasil dari lelang impor energi Korea pasca-2028 yang sudah dimulai sejak tahun lalu. Kontrak tersebut juga menjadi langkah penting untuk mendiversifikasi sumber pasokan energi yang selama ini didominasi dari Timur Tengah.
Tahun lalu, kontrak KOGAS untuk impor 4,92 juta ton gas per tahun dari Qatar resmi berakhir. Sementara kontrak lainnya, dengan volume 2,1 juta ton per tahun, akan habis pada 2026. Kondisi ini mendorong Seoul untuk mencari alternatif pasokan jangka panjang.
CEO KOGAS Choi Yeon-hye menegaskan pentingnya kontrak baru tersebut bagi ketahanan energi Korea Selatan. “Dengan kontrak baru ini, upaya kami untuk mendiversifikasi sumber impor demi menjaga stabilitas pasokan LNG sekaligus meningkatkan daya saing harga gas alam akhirnya membuahkan hasil,” ujarnya.
Kesepakatan ini tidak hanya berdampak pada ketahanan energi, tetapi juga memperkuat posisi Korea Selatan dalam hubungan strategis dengan Amerika Serikat. Dengan memastikan pasokan energi jangka panjang, Seoul dapat menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mengurangi ketergantungan pada kawasan Timur Tengah yang rentan konflik.
- Penulis: Tim Seputaran
- Sumber: Antaranews.com