Mesir Dan Palestina Bahas Perang Gaza di Kairo, Tegaskan Sikap Tegas terhadap Israel
- calendar_month Jum, 5 Sep 2025

Arsip foto - Orang-orang ambil bagian dalam sebuah aksi untuk mendukung Palestina, dekat Bandara El-Arish di Gubernuran Sinai Utara, Mesir (8/4/2025). ANTARA/Xinhua/Mohamed Asad/aa.
SEPUTARAN.COM, Kairo – Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty bertemu Wakil Presiden Palestina Hussein al-Sheikh di Kairo, Selasa (2/9). Pertemuan ini membahas perkembangan terbaru di Gaza serta situasi di Tepi Barat yang diduduki. Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan hal tersebut sehari kemudian.
Dalam pembicaraan itu, Abdelatty menyoroti kondisi kemanusiaan yang kian memburuk. Ia mengecam keras apa yang disebutnya sebagai “kebijakan kelaparan” Israel dan penggunaan kelaparan sebagai senjata terhadap warga Gaza.
Abdelatty juga menegaskan sikap Mesir yang menolak relokasi paksa warga Palestina. Ia mengkritik perluasan operasi militer Israel serta menyebut tindakan itu sebagai “genosida berkelanjutan terhadap rakyat Palestina”.
Selain itu, Menlu Mesir mengecam proyek permukiman Israel di Tepi Barat, termasuk di area E1 yang dinilai sensitif karena berada di sebelah timur Yerusalem.
Kedua belah pihak membahas koordinasi menjelang konferensi internasional mengenai solusi dua negara. Agenda ini akan digelar di New York bersamaan dengan Sidang Majelis Umum PBB bulan ini.
Beberapa negara, seperti Prancis, Kanada, Australia, Belgia, dan Malta, telah mengumumkan niat mereka untuk mengakui Negara Palestina. Portugal masih mempertimbangkan langkah tersebut, sementara Inggris menyatakan akan bergerak jika Israel mengakhiri perang di Gaza dan kembali ke meja perundingan damai.
Otoritas kesehatan di Gaza pada Rabu (3/9) melaporkan sedikitnya 63.746 warga Palestina tewas dan 161.245 lainnya terluka akibat operasi militer Israel selama 22 bulan terakhir. Sebagian besar infrastruktur Gaza juga hancur, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah.
Perang ini bermula pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan. Serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut data dari pihak Israel.
- Penulis: Tim Seputaran