PalmCo Tegaskan Sawit Rakyat Kunci Sukses Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
- calendar_month Ming, 31 Agu 2025

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa (kanan) menjadi pembicara dalam seminar internasional, The 2nd International Conference on Agirculture, Food and Enviromental Science (ICAFES) tahun 2025 di Universitas Riau, Pekanbaru, Sabtu (30/8/2025). ANTARA/HO-PTPN PalmCo
SEPUTARAN.COM, Jakarta – Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menegaskan bahwa peremajaan sawit rakyat menjadi strategi penting untuk menjaga ketahanan pangan dan energi nasional. Ia menekankan bahwa kolaborasi antar-pihak menjadi kunci utama dalam mewujudkan hal ini.
“Kolaborasi dapat diwujudkan dengan mendorong intensifikasi produktivitas sawit petani yang saat ini masih memiliki ruang besar untuk optimalisasi,” ujar Jatmiko saat berbicara di seminar internasional The 2nd International Conference on Agriculture, Food and Environmental Science (ICAFES) 2025 di Universitas Riau, Pekanbaru.
Jatmiko menjelaskan bahwa ruang terbesar untuk penguatan ketahanan pangan dan energi dari komoditas sawit terletak pada sisi petani. Selama ini sawit menjadi salah satu penyumbang ekonomi utama Indonesia bahkan ketika terjadi krisis.
“Ruang terbesar untuk improvement adalah dari sisi petani. Kita semua dapat berkolaborasi bersama untuk meningkatkan produktivitas petani sawit Indonesia melalui intensifikasi,” tambahnya.
Saat ini, rata-rata produktivitas petani sawit Indonesia hanya mencapai 2–3 ton crude palm oil (CPO) per hektare per tahun. Angka ini masih jauh dibandingkan perkebunan korporasi profesional yang mampu mencapai 6 ton per hektare per tahun.
Untuk menutup kesenjangan tersebut, PTPN IV PalmCo mengembangkan berbagai inisiatif. Program BUMN Untuk Sawit Rakyat menjadi salah satunya. Selain itu, perusahaan juga menyediakan lebih dari dua juta batang bibit unggul bersertifikat, mendukung penerapan skema off-taker di 10.200 hektare, dan memperkuat organisasi koperasi petani.
Hingga 2024, PalmCo mendukung pencairan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk peremajaan sawit mitra KUD seluas 15.321 hektare. Keberhasilan kemitraan ini terlihat dari produktivitas tanaman menghasilkan (TM) plasma yang rata-rata mencapai 12,57 ton per hektare, bahkan ada yang menembus 18,05 ton per hektare—melebihi standar nasional 12 ton per hektare.
Jatmiko menegaskan bahwa peremajaan sawit rakyat bukan hanya menjaga daya saing industri sawit, tapi juga mendukung target pemerintah dalam implementasi B50 pada 2027. Ia mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi dalam inisiatif ini.
“Melalui forum ini kami berharap ke depan kita akan saling berkolaborasi dan bersinergi untuk bersama-sama memperkuat inisiatif ini,” jelas Jatmiko.
Seminar internasional ICAFES 2025 dihadiri ratusan peserta, termasuk dekan fakultas pertanian seluruh Indonesia, dosen, peneliti, mahasiswa, serta ahli pangan dan lingkungan dari berbagai negara. Beberapa narasumber internasional yang hadir antara lain Johan Kieft dari PBB, Dr. Idesert Jelsma dari Belanda, Prof. Ir. Usman Pato dari Jepang, serta akademisi dari Malaysia dan Filipina.
Acara ini menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmen meningkatkan produktivitas sawit sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional melalui kolaborasi yang nyata.
- Penulis: Tim Seputaran