Pemkab Bantul Genjot Pariwisata Berbasis Komunitas untuk Tingkatkan Ekonomi Desa
- calendar_month Ming, 7 Sep 2025

Festival Budaya Dewi Kajii di Kadisoro, Kelurahan Gilangharjo, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/HO-Kominfo Bantul.
SEPUTARAN.COM, Bantul – Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkuat pengembangan pariwisata berbasis komunitas melalui Dewi Kajii Culture Festival. Festival ini berlangsung di Desa Wisata Kajii, Kelurahan Gilangharjo, Pandak, pada 5-7 September 2025. “Kami berharap, community based tourism seperti ini mampu menjadi motor penggerak untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Saryadi, di Bantul, Sabtu.
Desa Wisata Kajii menawarkan wisata edukasi ikan hias yang berpadu dengan budaya lokal. Saryadi menekankan, desa ini memiliki ‘unique selling’ yang kuat karena didukung kolaborasi berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Konsep ini tidak hanya mengangkat nilai budaya, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.
Dengan strategi ini, Pemkab Bantul menargetkan Desa Wisata Kajii menjadi salah satu desa wisata terbaik. Saryadi menambahkan, potensi ekonomi kreatif dan budaya yang dijual di desa ini dapat menjadi daya tarik wisatawan. “Tahun lalu kita sudah memiliki tourism village yang mendunia yakni Desa Wisata Wukirsari, juga Desa Wisata Krebet yang mendapat anugerah desa wisata nasional. Tahun ini adalah Dewi Kajii, the next generation,” ujarnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Festival Budaya Dewi Kajii, Muhammad Gema Ramadhan, menjelaskan, Pedukuhan Kadisoro Gilangharjo dikenal sebagai desa wisata edukasi ikan hias dengan konsep community based tourism yang mengusung semangat dari masyarakat untuk masyarakat.
Festival ini menekankan kreativitas dan kemandirian warga. “Dewi Kajii Culture Festival ini menunjukkan Kadisoro sudah dipercaya sebagai penggerak ikan hias Indonesia,” kata Gema. Festival ini sekaligus menjadi ajang pembuktian sinergi warga dalam mengembangkan desa wisata.
Festival ini membuktikan Gilangharjo sebagai desa mandiri budaya. Acara menampilkan kolaborasi pariwisata, produk unggulan desa, preneur, dan pertunjukan tarian dari desa budaya Gilangharjo. Dengan kegiatan ini, desa setempat mampu memperkenalkan potensi lokal yang kaya dan beragam kepada masyarakat luas.
Selama 5-7 September 2025, Dewi Kajii Culture Festival menampilkan berbagai agenda menarik. Festival Layang-layang Jadoel menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Kadisoro Aquatic Expo menampilkan ikan hias unggulan, sedangkan stan UMKM mempromosikan produk kreatif masyarakat. Kirab Merti Dusun Kadisoro dan pertunjukan ketoprak menambah semarak festival. Semua kegiatan ini menegaskan peran masyarakat sebagai penggerak utama pariwisata berbasis komunitas.
Dengan strategi ini, Pemkab Bantul berharap Desa Wisata Kajii tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi juga menjadi model pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas di Indonesia. “Kami ingin masyarakat merasakan manfaat langsung dari pariwisata, baik dari segi ekonomi maupun pelestarian budaya,” tutup Saryadi.
- Penulis: Tim Seputaran