Rusia Siap Bantu China Salip AS Lewat Ekspansi Nuklir Besar-Besaran
- calendar_month Kam, 4 Sep 2025

Foto dari udara menunjukkan unit-unit PLTN di bawah China National Nuclear Corporation (CNNC) di Fuqing, Provinsi Fujian, China timur (1/12/2021). (ANTARA/Xinhua/aa.)
SEPUTARAN.COM, Istanbul – China terus mempercepat pengembangan energi nuklir dengan dukungan penuh Rusia. Kepala Perusahaan Energi Atom Negara Rusia (Rosatom), Alexey Likhachev, menegaskan bahwa Beijing berambisi menyalip Amerika Serikat dalam kapasitas tenaga nuklir terpasang.
Menurut Likhachev, target China sangat jelas. “China memiliki rencana besar untuk pengembangan energi nuklir. Tujuannya adalah untuk mengejar dan melampaui AS dalam kapasitas terpasang, yang berarti mencapai kapasitas lebih dari 100 gigawatt,” ujarnya kepada Rossiya-1.
China saat ini sudah mengoperasikan armada nuklir terbesar ketiga di dunia, tepat di belakang AS dan Prancis. Dengan kecepatan ekspansi yang masif, China berpotensi menggeser posisi pesaingnya dalam beberapa tahun mendatang.
Rusia memainkan peran penting dalam rencana besar China. Negara itu telah membantu membangun empat reaktor nuklir di China dan kini sedang mengerjakan empat reaktor tambahan. Likhachev menegaskan bahwa kerja sama kedua negara dalam energi nuklir memiliki prospek jangka panjang.
Ia menambahkan bahwa kerja sama tersebut “dapat diprediksi hingga satu abad ke depan,” menandakan hubungan strategis yang kokoh antara Moskow dan Beijing.
Bukan hanya di sektor energi, kedua negara juga memperkuat aliansi melalui berbagai kesepakatan. Pada Selasa (2/9), Rusia dan China menandatangani 22 perjanjian mencakup bidang energi, sains, kesehatan, pertanian, hingga media.
Kesepakatan ini berlangsung bersamaan dengan kunjungan resmi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Beijing. Sebelumnya, Putin menghadiri pertemuan puncak dua hari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Tianjin, lalu melanjutkan perjalanan ke ibu kota China untuk bertemu Presiden Xi Jinping.
Pertemuan itu juga disertai parade militer besar-besaran di Beijing untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia II setelah Jepang menyerah. Kehadiran Putin dalam acara bersejarah tersebut mempertegas eratnya aliansi Rusia–China di tengah persaingan geopolitik global.
- Penulis: Tim Seputaran