Uni Eropa Bahas SAFE untuk Perkuat Garis Pertahanan dengan Rusia-Belarus
- calendar_month Jum, 29 Agu 2025

Ilustrasi persenjataan tempur Eropa. Anadolu/py
SEPUTARAN.COM, Moskow – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan mengunjungi tujuh negara anggota Uni Eropa (UE) yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Belarus pada Jumat (29/8). Kunjungan ini bertujuan mengevaluasi implementasi program pinjaman pertahanan Security Action for Europe (SAFE).
“Besok saya akan mengunjungi tujuh negara anggota yang memperkuat dan melindungi perbatasan kita dengan Rusia dan Belarus,” kata von der Leyen di Brussels, Kamis (28/8). Ia menegaskan kunjungannya juga sebagai bentuk solidaritas penuh Uni Eropa terhadap negara-negara perbatasan.
Komisi Eropa sebelumnya meluncurkan strategi pertahanan baru pada 28 Maret lalu. Strategi itu awalnya bernama ReArm Europe, namun setelah mendapat keberatan dari sejumlah negara anggota, nama program diubah menjadi Readiness 2030.
Dalam dokumen strategi tersebut, UE menargetkan mobilisasi dana sekitar 800 miliar euro atau setara Rp15.250 triliun dalam empat tahun. Dana itu diarahkan untuk memperkuat industri pertahanan Eropa dan memastikan kesiapan blok tersebut menghadapi potensi ancaman keamanan.
Langkah berikutnya muncul pada 27 Mei, ketika negara-negara anggota UE menyetujui instrumen pinjaman pertahanan. Skema SAFE ini ditargetkan mengumpulkan 150 miliar euro untuk meningkatkan produksi sistem senjata utama. Tambahan 650 miliar euro akan berasal dari anggaran nasional negara anggota.
Rencana besar ini menunjukkan tekad UE meningkatkan kemandirian pertahanan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pihak luar. Namun, Brussels memberi sinyal fleksibilitas. Beberapa aturan disiplin fiskal kemungkinan akan diabaikan, termasuk terkait defisit anggaran, demi mendukung percepatan militerisasi Eropa.
Von der Leyen menekankan, kunjungan ke negara-negara yang berbatasan dengan Rusia dan Belarus bukan sekadar seremonial. Ia ingin memastikan program SAFE berjalan efektif dan benar-benar memperkuat pertahanan kolektif.
“Uni Eropa tidak hanya bicara soal keamanan, tetapi juga bertindak nyata melalui instrumen bersama,” tegas von der Leyen.
Dengan langkah ini, Uni Eropa memperlihatkan keseriusannya menjaga stabilitas kawasan, terutama di tengah ketegangan geopolitik yang terus meningkat.
- Penulis: Tim Seputaran
- Sumber: Antaranews.com