Dinkes DKI Ajak Warga Terapkan PHBS untuk Cegah Penyebaran Campak
- calendar_month Sel, 9 Sep 2025

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam seminar bertema “Cegah Campak dari Rumah Kita” di Jakarta, Selasa (9/9/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa.
SEPUTARAN.COM, Jakarta – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengingatkan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah utama mencegah penyakit campak. “PHBS, perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungannya dibersihkan, dibiasakan mencuci tangan dengan air mengalir, pakai sabun,” ujar Ani saat seminar bertema “Cegah Campak dari Rumah Kita” di Jakarta, Selasa.
Ani menekankan pentingnya membiasakan cuci tangan sebelum atau sesudah melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya, sebelum makan atau setelah bepergian di luar rumah, kebiasaan ini dapat menekan risiko penularan virus. “Ini (PHBS) adalah kebiasaan yang terus kami sampaikan sejak zaman pandemi COVID-19. Mudah-mudahan ini masih terus menjadi pola hidup masyarakat, sehingga kita semua bisa melaksanakan perilaku hidup yang bersih dan sehat,” tambahnya.
Campak menular melalui droplet atau percikan pernapasan dari hidung, mulut, atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi saat berbicara, batuk, bersin, atau melalui lendir pada hidung. Karena itu, PHBS menjadi kunci penting untuk mencegah campak dan penyakit lainnya.
Selain PHBS, Ani juga menekankan imunisasi anak sebagai langkah pencegahan yang efektif. Anak-anak harus mendapatkan imunisasi campak secara lengkap sesuai jadwal, yaitu saat berusia 9 bulan, 18 bulan, dan saat berada di kelas 1 SD.
Dinkes DKI Jakarta mengajak setiap keluarga menjadi garda terdepan dalam pencegahan campak. Ani menyebutkan, “Kami sangat membutuhkan kerja sama dan peran serta masyarakat, mulai dari camat, lurah, RT, RW, PKK, tokoh agama, hingga pendidik di sekolah, untuk bersama-sama menggerakkan masyarakat agar mendukung imunisasi campak rubella.”
Melalui kerja sama yang baik dari berbagai pihak, Ani optimistis anak-anak, masyarakat, dan lingkungan bisa terbebas dari penyakit campak di masa depan. Hingga awal September 2025, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat 218 kasus campak dan 63 kasus rubella, tanpa adanya kematian di wilayah ibu kota.
Penerapan PHBS secara konsisten dan imunisasi lengkap merupakan langkah nyata yang bisa dilakukan setiap keluarga. Kesadaran ini tidak hanya melindungi anak-anak, tetapi juga membangun lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh masyarakat.
- Penulis: Tim Seputaran