Israel Hantam Menara Pengungsi di Gaza, Ratusan Warga Palestina Jadi Korban
- calendar_month Sab, 6 Sep 2025

Ilustrasi pemboman Israel terhadap Menara Mushtaha di Jalur Gaza. /ANTARA/Anadolu/py
SEPUTARAN.COM, Ankara – Militer Israel kembali mengguncang Gaza. Pada Jumat (5/8), jet tempur Israel menghantam Menara Mushtaha, sebuah gedung hunian di barat Kota Gaza yang menampung ratusan warga Palestina. Serangan itu memicu kepanikan besar di kawasan padat penduduk, tempat puluhan ribu warga sipil mencari perlindungan.
Gedung yang menjadi sasaran mengalami kerusakan parah di beberapa lantai. Asap hitam tebal membubung di atas area serangan, menandai intensitas gempuran terbaru Israel. Menurut sumber lokal, ini bukan kali pertama gedung tersebut menjadi target. Israel sudah empat kali membombardir Menara Mushtaha sejak awal kampanye militer besar-besaran pada 7 Oktober 2023
Lokasi serangan berdekatan dengan Kamp Kteiba, salah satu kamp pengungsian terbesar di Kota Gaza. Tidak jauh dari sana, ribuan tenda berdiri di sekitar Universitas Al-Azhar dan Universitas Islam. Wilayah barat Gaza kini menampung sekitar satu juta pengungsi yang sebagian besar datang dari timur dan utara Gaza.
Pengelola Menara Mushtaha menolak klaim Israel bahwa gedung itu memiliki fungsi militer. Mereka menegaskan bangunan tersebut sepenuhnya digunakan sebagai tempat perlindungan warga sipil. “Semua lantai terbuka dan terlihat jelas. Tidak ada senjata di dalamnya,” tegas pihak pengelola.
Warga pun menyuarakan kemarahan. Obadah Saifuddin, salah satu penghuni, mengatakan rumahnya sudah hancur. “Apa kesalahan kami sampai Israel menghancurkan rumah di depan mata kami?” ujarnya. Sementara itu, Nidal Abu Ali menegaskan Israel tidak menyisakan tempat aman bagi anak-anaknya di Gaza.
Gempuran di Menara Mushtaha bukanlah akhir. Militer Israel mengumumkan rencana untuk menargetkan lebih banyak gedung bertingkat dalam beberapa hari ke depan. Juru bicara militer Avichay Adraee mengklaim Hamas menyimpan infrastruktur militer di dalam bangunan sipil.
Media Israel melaporkan operasi bertahap Angkatan Udara sudah dimulai. Pasukan juga menyebarkan selebaran di Sheikh Radwan yang memerintahkan ribuan warga meninggalkan beberapa blok. Mereka diminta bergerak ke selatan seiring perluasan operasi ke arah barat Kota Gaza.
Kepala pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan evakuasi akan diperluas. Ia memperingatkan bahwa serangan akan meningkat bila Hamas tidak membebaskan sandera dan melucuti senjata.
Hamas mengecam keras langkah Israel yang terus memperluas operasi. Menurut mereka, penargetan gedung hunian penuh pengungsi adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. “Ini pengakuan terbuka atas niat kriminal untuk menghancurkan sebuah kota berpenghuni,” kata Hamas dalam pernyataan resmi.
Hamas menilai serangan itu bagian dari strategi brutal Israel untuk memaksa warga meninggalkan rumah mereka. Sementara itu, upaya gencatan senjata yang dimediasi Mesir dan Qatar masih mandek. Israel belum memberikan respons, meski Hamas sudah menerima proposal tersebut.
Situasi Gaza kini berada di titik kritis. Genosida yang berlangsung sudah memasuki hari ke-700 dengan korban tewas lebih dari 64.000 jiwa. Ratusan ribu warga menghadapi kelaparan akibat blokade dan serangan tanpa henti.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant. Keduanya diduga melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional. Namun serangan tetap berlanjut, membuat penderitaan rakyat Palestina semakin dalam dan harapan akan perdamaian terasa semakin jauh.
- Penulis: Tim Seputaran