Kemenpar Dorong SISSCa 2025 sebagai Ruang Kreativitas dan Pengembangan Pariwisata
- calendar_month Sen, 8 Sep 2025

Para Bundo Kanduang (tokoh adat perempuan) menampilkan songket pada event Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. ANTARA/Muhammad Zulfikar
SEPUTARAN.COM, Kota Sawahlunto – Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI, Erwita Dianti, menilai ajang Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSCa) 2025 menjadi ruang strategis untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas. “Kemenpar sangat mendukung ‘event’ ini sebagai bagian dari program strategis penguatan ‘event’ agar pariwisata Indonesia berkembang menjadi destinasi pariwisata di dunia,” ujar Erwita Dianti saat menghadiri acara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Minggu lalu.
Erwita menekankan, SISSCa bukan sekadar festival hiburan. Acara ini juga mendorong ekonomi masyarakat sekitar. “SISSCa pada hakikatnya merupakan upaya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di Kota Sawahlunto dan sekitarnya melalui sektor pariwisata,” katanya. Dengan penyelenggaraan yang berkualitas, pihaknya optimis akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan dan dampak positif terhadap kesejahteraan warga lokal.
Erwita menambahkan, potensi Kota Sawahlunto yang unik adalah keberadaan songket silungkang. Kain tradisional ini menggabungkan estetika, filosofi, dan identitas budaya Minang. “Songket silungkang telah menjadi perpaduan antara estetika, filosofi, dan identitas budaya Minang itu sendiri,” jelasnya. Kain ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menjadi simbol keindahan warisan Nusantara.
Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, menyampaikan bahwa SISSCa 2025 akan berlangsung pada 5-7 September dan merupakan penyelenggaraan ke-11. Ia menekankan, kegiatan ini lebih dari sekadar parade atau perayaan. “Kegiatan ini adalah bentuk penghargaan tertinggi terhadap warisan budaya nenek moyang yang tidak ternilai harganya, yaitu kain songket,” kata Riyanda.
Setiap benang songket mencerminkan identitas sejarah dan keindahan. Motif-motifnya membawa makna filosofis mendalam yang dapat dipelajari wisatawan maupun masyarakat lokal. Kehadiran SISSCa secara langsung menguatkan posisi Sawahlunto sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Sumatera Barat.
Penyelenggaraan SISSCa 2025 juga memberikan efek ekonomi yang nyata. Hotel, restoran, pedagang lokal, dan pengrajin songket akan merasakan peningkatan kunjungan. Strategi ini menjadi bukti bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif dapat berjalan bersamaan. “Salah satu strategi yang efektif untuk mendapatkan wisatawan adalah melalui penyelenggaraan ‘event’ yang berkualitas,” ujar Erwita menutup pernyataannya.
Dengan dukungan Kemenpar dan partisipasi masyarakat, SISSCa 2025 diharapkan menjadi tolok ukur keberhasilan pariwisata berbasis budaya di Indonesia sekaligus penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.
- Penulis: Tim Seputaran