Wamendag Dorong Kolaborasi Kewirausahaan dan Ekspor Impor di Sekolah Rakyat
- calendar_month Ming, 7 Sep 2025

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti saat berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Atas 32 Lampung Selatan, Sabtu (6/9/2025). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
SEPUTARAN.COM, Bandarlampung – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyampaikan bahwa keterampilan kewirausahaan dan ekspor impor dapat dikolaborasikan dalam pembelajaran tambahan di Sekolah Rakyat. “Keterampilan kewirausahaan sekaligus ekspor impor itu ide yang menarik sekali, kalau bisa dikolaborasikan di Sekolah Rakyat. Sebab kami di Kementerian Perdagangan selalu terbuka, dan biasanya selalu bersinergi, berkolaborasi dengan beberapa perguruan tinggi untuk mengembangkan ini,” ujarnya saat kunjungan di Lampung Selatan, Sabtu.
Wamendag menekankan bahwa Indonesia memiliki perwakilan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) atau atase perdagangan di 33 negara. “Ini bisa dimanfaatkan untuk melatih keterampilan berwirausaha ataupun ekspor impor para siswa Sekolah Rakyat,” jelasnya.
Menurut Dyah Roro Esti, pelatihan keterampilan tersebut dapat dikembangkan khusus bagi anak-anak yang tertarik menjalankan bisnis sendiri atau UMKM. “Terlebih lagi yang tertarik mau melaksanakan ekspor ke dunia internasional,” tambahnya. Dia menegaskan, program ini bukan hanya mengajarkan praktik bisnis, tetapi juga meningkatkan soft skill siswa.
Selain itu, Wamendag berharap adanya kemitraan strategis antara pemerintah pusat dan daerah serta perguruan tinggi. “Mudah-mudahan partnership ini bisa kita garap ke depannya. Kalau dari data yang diperoleh, untuk Sekolah Rakyat itu secara nasional sudah ada di 100 titik per Agustus, dengan target kurang lebih 150 titik bisa beroperasi hingga akhir tahun,” katanya. Ia juga mengapresiasi pemerintah daerah di Lampung yang telah mendukung program ini.
Wamendag menekankan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai jawaban atas tantangan bangsa. “Presiden selalu menekankan betapa pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena untuk menjadi negara yang besar dan berdaya saing, maka kualitas SDM itu harus semakin meningkat,” ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan, ada sekitar tiga juta anak yang tidak bersekolah, dan 75 persen di antaranya disebabkan faktor ekonomi. Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi agar anak-anak tidak putus sekolah. “Anak-anak ini dididik agar mereka menjadi sumber daya manusia yang unggul. Dengan pengajaran tata krama, dan berbagai keterampilan serta pengetahuan yang telah disediakan di Sekolah Rakyat,” kata Wamendag.
Selain pembelajaran formal, Sekolah Rakyat juga menyediakan kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan luar kelas. Kegiatan ini mendukung pengembangan anak dari berbagai sisi, termasuk nilai akademik, kepribadian, dan keterampilan. “Ini merupakan fondasi untuk negara kita, dan mudah-mudahan kita berhasil menciptakan sumber daya manusia yang optimal dan unggul,” ungkap Wamendag.
Dia menambahkan bahwa kontribusi Kementerian Perdagangan melalui pemberian keterampilan kewirausahaan dan ekspor impor bagi siswa Sekolah Rakyat dapat memperluas wawasan dan kemampuan mereka. “Kami bisa berkontribusi di dalamnya melalui pemberian keterampilan terkait kewirausahaan ataupun ekspor impor bagi siswa Sekolah Rakyat,” tutupnya.
- Penulis: Tim Seputaran